PERAN,
FUNGSI DAN PERALATAN ARSIP MASA KINI
Laela Farida
D3
Administrasi Bisnis
Politeknik
Negeri Bandung
Dosen :
Sholihati Amalia
ABSTRACT
Archive is a
document who that the use value, the document is stored using a particular
system so that when needed can be found quickly and precisely. Archives very
helpful the organization in achieving its goals. Archive serves as a tool to
remember a company that can assist in making decisions and achieve its goals.
So, archive requires care, good equipment and adequate. In modern times simply
by using a computer-based system that EFS. Electronic Filing System is a
hardware or software to store records in a computer. By using EFS archives will
be safe and not easily lost nor will spread everywhere.
Keywords: Archive, Use Value, EFS.
Pendahuluan
Semakin
berkembangnya zaman maka akan semakin meningkat pula kebutuhan seseorang akan
informasi. Informasi ini tidak bisa terlepas dari peran sebuah teknologi. Oleh
karena itu, teknologi informasi dan komunikasi sangatlah berperan penting dalam
pelaksanaan kegiatan salah satunya dalam suatu organisasi. Dalam kegiatan
sebuah organisasi atau perkantoran tentunya akan menghasilkan dokumen-dokumen
yang digunakan sebagai bukti dari pelaksanaan kegiatan serta pengambilan
keputusan bagi suatu pimpinan. Dokumen-dokumen tersebut adalah arsip yaitu
suatu rekaman kegiatan atau peristiwa.
Arsip adalah
dokumen-dokumen yang mempunyai nilai guna dan dapat digunakan kembali apabila
diperlukan oleh organisasi. Arsip ini dapat membantu dalam pencapaian tujuan
organisasi. Sedangkan kearsipan
yaitu kegiatan penyimpanan arsip dalam suatu tempat secara tertib menurut
system, susunan, dan tata cara yang telah ditentukan sehingga pertumbuhan arsip
tersebut dapat dikendalikan dan bila diperlukan bisa digunakan kembali dan
pencarian arsip dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
Arsip sangat berperan sebagai
pengingat atau memori suatu organisasi, karena daya ingat karyawan suatu
organisasi terbatas sehingga dengan adanya arsip dapat membantu seorang
karyawan untuk mendapatkan suatu informasi dan barang bukti suatu peristiwa di
masa lampau.
Dalam mengelola arsip meliputi
pengumpulan surat, pemeriksaan arsip/surat, penentuan kata tangkap, pemberian
kode, penyortiran, penempatan arsip sesuai sistem kearsipan yang digunakan
(nomor, angka, tanggal, subjek, geografis),
pemeliharaan arsip, dan pemusnahan arsip untuk surat yang sudah tidak
memiliki nilai guna atau arsip non essential.
Pentingnya suatu arsip dalam suatu
organisasi, maka harus ada pengelolaan arsip yang baik dan benar, sehingga
dapat mencapai tujuan suatu organisasi dan terhindar dari hambatan dalam proses
pekerjaan. Maka dari itu, dalam penulisan ini akan dibahas mengenai:
1. Pengertian arsip
2. Klasifikasi arsip dalam organisasi
3. Azas Kearsipan
4. Sistem kearsipan dalam organisasi
5. Peranan dan fungsi arsip
6. Peralatan arsip masa kini
Pengertian Arsip
Beberapa ahli
mendefinisikan pengertian arsip, yaitu diantaranya :
Odel dan
Strong (dalam Chaniago, 2013, 143) menyatakan bahwa “Arsip adalah fakta-fakta
tertulis yang diketahui tentang peristiwa-peristiwa dan kegiatan-kegiatan
organisasi. Dapat berwujud dalam bentuk surat-surat, data, barang cetakan,
kartu-kartu lembaran data, buku-buku yang didalamnya dicantumkan fakta-fakta”.
Menurut The Liang Gie: Arsip adalah kumpulan warkat yang disimpan secara
sistematis karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat
secara cepat ditemukan kembali.
Wursanto
(1991:13) menyatakan bahwa “Arsip adalah kumpulan warkat yang disimpan secara
teratur berencana karena mempunyai kegunaan agar setiap diperlukan dapat
ditemukan kembali dengan cepat dan tepat”.
Menurut
Undang-undang No.7 Tahun 1971 pengertian arsip adalah sebagai berikut:
1. Naskah-naskah yang dibuat dan
diterima oleh lembaga-lembaga Negara dan badan-badan pemerintah yang dalam
bentuk corak apapun, baik dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan.
2. Naskah-naskah yang dibuat dan
diterima oleh badan-badan swasta dan atau perseorangan dalam bentuk corak
apapun.
Sedangkan
menurut Kamus Administrasi Perkantotan menyebutkan bahwa pengertian dari arsip
adalah kumpulan warkat yang disimpan karena mempunyai nilai guna sehingga bisa
digunakan kembali apabila sewaktu-waktu dibutuhkan.
Berdasarkan
UU No 43 Pasal 1 angka 2 Tahun 2009 tentang kearsipan, arsip adalah :
Rekaman
kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh
lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi
politik, organisasi kemasyarakatan, dan perorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
Berdasarkan
pengertian tersebut maka arsip dapat dikatakan sebagai sesuatu hal yang vital
dan penting terutama bagi sebuah organisasi yang arus informasinya berjalan
dengan begitu cepat, sehingga pengelolaan arsip harus dilaksanakan secara
efektif dan efisien sehingga pada saat arsip itu dibutuhkan dapat dengan cepat
dan tepat ditemukan. Maka dari itu suatu organisasi harus melakukan manajemen
yang baik untuk mengelola arsip yang dihasilkan.
Klasifikasi Arsip dalam Organisasi
1. Arsip sangat penting (Vital)
merupakan kelompok dari arsip yang penting sekali dalam kehidupan suatu
organisasi dan tidak dapat diganti kembali apabila dimusnahkan. Contoh dari
arsip vital ini adalah SK berdirinya suatu organisasi.
2. Arsip penting (Important) merupakan
arsip yang dibutuhkan untuk menalankan suatu perusahaan atau organisasi dan
jika hilang arsip ini masih tetap bisa digantikan dengan duplikasinya.
Contohnya laporan-laporan keuangan.
3. Arsip berguna (Useful) merupakan
arsip yang mempunyai kegunaan sementara dan apabila arsip ini hilang dapat
digantikan dengan biaya yang rendah atau diganti dengan informasi yang di
dapatkan dari sumber lain. Contohnya surat pesanan dan surat penagihan.
4. Arsip non essential (tidak esensial)
merupakan arsip yang mempunyai nilai guna terbatas yaitu arsip-arsip yang tidak
perlu disimpan sebagai bukti dan informasi yang terdapat dalam arsip ini sudah
diketahui oleh umum. Contohnya pengumuman yang sudah kadaluarsa.
Selain dari
klasifikasi arsip ada juga daur hidup arsip, yang pertama adalah tahap
penciptaan, tahap penggunaan atau pemeliharaan, tahap penyusutan, dan terakhir
adalah tahap penyimpanan.
·
Tahap
penciptaan
Merupakan
tahap dimana arsip mulai diciptakan sebagai akibat dari kegiatan organisasi
atau perorangan dalam melaksanakan fungsinya. Arsip tersebut mengandung data
dan informasi bagi organisasi. Jenis arsip yang diciptakan bisa berupa surat,
pita film, rekaman suara dan lain-lain.
·
Tahap
penggunaan dan pemeliharaan
Arsip yang
sudah ada atau yang sudah diciptakan, kemudian digunakan dan di pelihara dengan
benar dan sebaik-baiknya. Arsip aktif digunakan untuk sebagai bahan untuk
mengambil keputusan, penetapan kebijakan, perencanaan, pengendalian, pengawasan
dan lain-lainnya. Agar arsip dapat brfungsi dengan baik maka pada tahap ini
harus ditata secara logis dan sistematis.
·
Tahap
penyusutan
Setelah arsi
digunakan dan dipelihara, selanjutnya adalah tahap penyusutan dimana arsip yang
nilainya sudah menurun di susutkan. Dalam tahap penyusutan arsip ada tiga
proses penyusutan yang pertama adalah pemindahan arsip dari unit kerja
masing-masing ke unit pusat kearsipan, kedua pemusnahan arsip, dan yang
terakhir adalah penyerahan arsip ke ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia).
·
Tahap
penyimpanan
Tahap ini
khusus digunakan untuk arsip yang mempunyai nilai guna tinggi sebagai bahan
pertanggungjawaban nasional. Arsip yang ada dalam tahap ini disimpan di Arsip
Nasional Republik Indoneisa (ANRI).
Azas Kearsipan
1. Azas Sentralisasi
Dalam azas
ini, arsip disimpan secara terpusat di satu unit khusus (unit kearsipan). Azas
ini sangat cocok untuk organisasi atau perusahaan yang masih kecil dan sedikit
penyimpan arsip serta mempunyai karyawan yang tidak terlalu banyak.
Kelebihan:
·
Penggunaan
ruang dan peralatan arsip yang hemat
·
Petugas
dapat berkonsentrasi khusus pada pekerjaannya
·
System
penyimpanan dari berbagai macam arsip dapat diseragamkan
·
Pengawasan
yang baik
Kekurangan:
·
Membutuhkan
waktu yang lama untuk membawa arsip yang diperlukan dari unit pusat ke unit
yang membutuhkan
·
Kemungkinan
peraturan yang seragam tidak sesuai dengan departemen yang ada
2. Azas Desentralisasi
Dalam azas ini, arsip disimpan pada
unit kerja masing-masing. Azas ini cocok untuk perusahaan besar.
Kelebihan:
·
Pengelolaan
arsip dapat dilakukan sesuai dengan unit kerja masing-masing
·
Pengawasan
lebih mudah pada setiap unit
Kekurangan:
·
Memerlukan
ruang dan peralatan yang lebih banyak
·
Memerlukan
dana yang lebih banyak untuk pemeliharaan dan penyusutan arsip
3. Azas Gabungan
Dalam azas
ini, arsip disimpan di unit pusat kearsipan dan unit kerja masing-masing. Biasanya
arsip aktif disimpan di unit kerja masing-masing dan arsip inaktif disimpan di
unit arsip pusat.
Sistem Kearsipan dalam Organisasi
A. Sistem Abjad (Alphabetical Filling System)
Sistem Abjad adalah
sistem penyimpanan arsip dengan penyusunan menurut abjad. Biasanya digunakan
untuk nama orang atau perusahaan. Nama ini diambil dari nama pengirim (surat
masuk) dan nama alamat yang dituju (surat keluar).
Adapun kata
tangkap yang digunakan yaitu berupa :
– Nama orang
– Nama perusahaan /
organisasi
– Nama tempat / daerah
– Nama benda / barang
Menentukan ciri /
tanda dengan cara menentukan urutan unit-unit atau bagian dari kata tangkap
yang akan disusun menurut abjad.
Indeks adalah
sarana untuk menemukan kembali dengan cara mengidentifikasi surat tersebut
melalui penunjukan suatu tanda pengenal yang dapat membedakan surat satu dengan
surat yang lainnya, atau bagian dari suatu nama yang dijadikan tanda pengenal
surat.
Unit adalah bagian kata dari kata tangkap
yang memiliki pengertian sendiri, atau bagian terkecil dari suatu nama. Sedangkan nama, merupakan judul / caption.
Jadi setiap judul memiliki bagian yang disebut unit.
Kode adalah suatu
tanda atau simbol yang diberikan atau yang dibubuhkan pada lembaran arsip yang
dapat dipakai untuk tanda penyimpanan arsip.
Koding adalah suatu kegiatan memberikan
tanda atau simbol pada arsip.Adapun fungsi dari kode atau simbol
adalah menunjukkan isi yang terkandung didalam arsip yang bersangkutan.
Petunjuk silang adalah alat petunjuk dari indeks yang tidak dipakai kepada indeks yang dipakai, atau petunjuk hubungan antara indeks yang dipakai dengan indeks lain yang dipakai.
Ada dua macam petunjuk silang.
Petunjuk silang adalah alat petunjuk dari indeks yang tidak dipakai kepada indeks yang dipakai, atau petunjuk hubungan antara indeks yang dipakai dengan indeks lain yang dipakai.
Ada dua macam petunjuk silang.
a. Petunjuk
silang langsung
Adalah petunjuk silang yang
menunjukkan tentang seseorang yang memiliki lebih dari satu nama atau satu
dokumen yang berisi lebih dari satu masalah.
b. Petunjuk
silang tak langsung
Adalah petunjuk silang yang dipakai
untuk menunjukkan hubungan antara satu masalah dengan masalah lainnya yang
saling menjelaskan atau saling membantu.
Prosedur yang harus
dilaksanakan untuk mengarsipkan surat adalah :
– Membaca surat atau dokumen
dengan teliti dan seksama
– Periksa apakah surat sudah
disertai dengan tanda siap untuk disimpan.
– Menetapkan caption atau
judul surat
– Mengindeks tanda pengenal
sesuai peraturan
– Membuat petunjuk silang
– Memberi kode surat
– Menyortir, yaitu
memilah-milah atau mengelompokkan arsip menjadi satu kelompok
menurut kode yang ada pada arsip.
– Menyusun menurut susunan
abjad.
– Menyimpan arsip, yaitu
mendapatkan arsip pada suatu tempat atau alat penyimpanan.
Perlengkapan yang diperlukan untuk
mengarsip sistem abjad adalah
–
Filling cabinet; adalah lemari
arsip untuk menempatkan folder dan guide. Yaitu untuk menyimpan dokumen,
surat-surat kantor. Umumnya mempunyai beberapa laci.
–
Folder; adalah tempat untuk
menyimpan dokumen atau menempatkan arsip, berbentuk segi empat, berlipat dua
seperti map tetapi tanpa daun penutup.
–
Guide (petunjuk); merupakan
petunjuk dan pemisah antar folder-folder. Bentuk dari guide adalah segi empat
dan berukuran sama dengan folder. Terbuat dari karton tebal.
B.
Sistem
Masalah/Subjek
Sistem subjek adalah cara penyimpanan
dan penemuan kembali surat berpedoman pada perihal surat atau pokok isi surat.
Yang perlu dipersiapkan untuk sistem
perihal adalah.
1.
Daftar Indeks; daftar yang memuat seluruh kegiatan /
masalah / hal-hal yang dilakukan diseluruh kantor dimana sistem ini diterapkan.
Masalah-masalah tersebut kemudian
diuraikan lagi. Masalah-masalah pokok tersebut dalam pembagian utama, sedangkan
uraian masalahnya disebut dalam pembagian pembantu, apabila uraian masalah
masih dibagi lagi menjadi masalah yang lebih kecil, disebut sub pembagian
pembantu.
2.
Perlengkapan menyimpan surat
–
Filling Cabinet
–
Guide
–
Folder
–
Kartu kendali
3.
Pemberian kode surat
4.
Penyimpanan surat, dengan cara
– Membaca
surat untuk mengetahui isi surat
– Memberi
kode surat
– Mencatat
surat dalam kartu kendali
5.
Menyimpan kartu kendali.
C.
Sistem
Nomor
Di dalam sistem nomor ada 4 macam
1.
Sistem nomor menurut Dewey (Sistem Desimal /
Klasifikasi)
Sistem ini menetapkan kode surat
berdasarkan nomor yang ditetapkan untuk surat yang bersangkutan.
Yang diperlukan dalam sistem ini
adalah
a.
Perlengkapan yang diperlukan adalah
– Filling cabinet
– Guide
– Folder
b.
Daftar klasifikasi nomor
c.
Kartu kendali
Dalam klasifikasi, nomor adalah
daftar yang memuat semua kegiatan / masalah yang terdapat dalam kantor. Setiap
masalah diberi nomor tertentu.
Dalam daftar ini terdapat tiga
pembagian yaitu
–
Pembagian utama, memuat kegiatan / masalah pokok dari
kantor
–
Pembagian pembantu, memuat uraian masalah yang terdapat
pada pembagian utama
–
Pembagian kecil memuat uraian masalah yang terdapat
pada pembagian pembantu.
–
Guna daftar klasifikasi adalah
–
Sebagai pedoman pemberian kode surat
–
Sebagai pedoman untuk mempersiapkan dan menyusun tempat
penyimpanan surat
–
Uraian guide, folder, dan surat dalam filling cabinet
–
–Dalam setiap laci filling cabinet diperlukan 10 guide
–
Dibelakang setiap guide ditempatkan 10 folder
–
Surat yang terbaru dalam setiap folder ditempatkan
paling depan
Cara penyimpanan surat
–
Surat dibaca lebih dahulu untuk mengetahui
permasalahannya
–
Memberi kode surat
–
Mencatat surat kedalam kartu kendali
–
Mencatat surat pada kartu indeks
–
Menyimpan surat
–
Penyusunan surat dalam folder setiap surat yang baru
selalu ditempatkan di urutan paling depan
–
Menyimpan kartu kendali
2.
Sistem nomor menurut Terminal Digit
Didalam sistem ini kode penyimpanan
dan kode penemuan kembali surat memakai sistem penyimpanan menurut teminal
digit, yaitu sistem penyimpanan berdasarkan pada nomor urut dalam buku arsip.
Dalam sistem ini yang perlu
dipersiapkan adalah
– Perlengkapan
untuk tempat penyimpanan surat yang terdiri atas; filling cabinet 10 laci,
guide (setiap laci 10 guide), dan folder (setiap guide 10 folder)
– Kartu
kendali; yang digunakan dalam sistem ini sama dengan kartu kendali yang
digunakan dalam sistem lain. Yang berbeda disini adalah mengindeks nomor kode
untuk keperluan penyimpanan dan penemuan kembali surat.
– Cara
mengindeks nomor kode sebagai berikut
a.
Dua angka dari belakang sebagai unit 1, yaitu
menunjukkan nomor laci dan nomor guide
b.
Satu angka setelah unit 1 sebagai unit 2 yaitu menunjukkan
nomor folder
c.
Sisa seluruh angka sesudah unit 2 sebagai unit 3 yaitu
menunjukkan surat yang kesekian dalam folder
– Cara
penyimpanan surat; surat dengan nomor kode 55317, berarti surat tersebut
disimpan dalam laci 10-19, dibelakang guide 17, didalam folder nomor 3, surat
yang ke 55.
3.
Sistem Nomor Middle Digit
Sistem ini merupakan kombinasi dari
Sistem Nomor Decimal Dewey dan Sistem Nomor Terminal Digit. Yang dijadikan kode
laci dan guide adalah dua angka yang berada di tengah, sedangkan dua angka yang
berada di depannya menunjukkan kode map, kemudian dua angka yang berada
dibelakangnya menunjukkan urutan surat yang kesekian didalam map.
Dalam sistem ini kode angka harus berjumlah enam, sehingga terdapat dua angka ditengah, dua angka di depan dan dua angka dibelakang. Seandainya angka kode kurang dari enam maka harus ditambahkan angka nol di depannya sampai berjumlah enam angkla. Cara penyimpanannya sama dengan Sistem Nomor Terminal Digit.
Dalam sistem ini kode angka harus berjumlah enam, sehingga terdapat dua angka ditengah, dua angka di depan dan dua angka dibelakang. Seandainya angka kode kurang dari enam maka harus ditambahkan angka nol di depannya sampai berjumlah enam angkla. Cara penyimpanannya sama dengan Sistem Nomor Terminal Digit.
4.
Sistem nomor Soundex (phonetic system)
Sistem Soundex adalah sistem
penyimpanan warkat berdasarkan pengelompokan nama dan tulisannya atau bunyi
pengucapannya hampir bersamaan. Dalam sistem ini nama-nama diganti dengan kode
(notasi) yang terdiri dari 1 huruf dan 3 angka.
Susunan penyimpanannya adalah menurut
abjad yang diikuti urutan nomor.
D.
Sistem
Geografis / Wilayah
Sistem
geografis adalah suatu
sistem penyimpanan arsip berdasarkan pembagian wilayah atau daerah yang menjadi
alamat suatu surat.
Surat disimpan dan
ditemukan kembali menurut kelompok penyimpanan berdasarkan geografi dari asal surat
dan tujuan surat dikirim.
Dalam hubungan ini
surat masuk dan surat keluar disimpan dan ditempatkan dalam folder yang sama,
tidak dipisah-pisahkan.
Dalam
penyimpanannya menurut sistem ini harus dibantu dengan sistem abjad atau sistem
tanggal.
Yang perlu dipersiapkan dalam
menerapkan sistem ini
– Filling
cabinet, guide, folder, dan kartu kendali.
– Penyimpanan
surat melalui prosedur
a.
Melihat tanda pembebas dalam surat, yaitu tanda yang
menyatakan bahwa surat tersebut telah selesai diproses dan boleh disimpan.
b.
Membaca surat
c.
Memberi kode surat
d.
Mencatat surat pada kartu kendali
e.
Menggolongkan surat menurut wilayah.
f.
Menyimpan surat
g.
Menyimpan kartu kendali
– Penemuan
kembali; cara menemukan kembali adalah sama seperti sistem-sistem lainnya.
E.
Sistem
Tanggal (Chronologis)
Sistem tanggal adalah sistem penyimpanan surat yang
didasarkan kepada tanggal surat diterima (untuk surat masuk) dan tanggal surat
dikirim (untuk surat keluar).
Yang diperlukan untuk sistem ini
adalah
– Filling
cabinet, biasanya depan laci tersebut
dicantumkan “tahun”, guide sebanyak 12 buah dengan masing-masing untuk satu
bulan, folder, dan kartu kendali.
– Pembagian
sistem tanggal
a.
Pembagian utama menggambarkan tahun (judul laci)
b.
Pembagian pembantu menggambarkan bulan (judul
guide)
c.
Pembagian kecil menggambarkan tanggal (judul
folder)
– Susunan
guide dan folder dalam filling cabinet
a.
Laci menggambarkan tahun
b.
Guide menggambarkan bulan
c.
Folder menggambarkan tanggal
– Penyimpanan
surat, langkah-langkah dalam penyimpanan surat
a.
Menetapkan kode surat sebelum disimpan
b.
Mencatat surat pada kartu kendali
c.
Menyimpan surat.
Peranan dan Fungsi Arsip dalam Organisasi
Arsip mempunyai peranan sebagai
berikut:
1.
Sebagai pusat
informasi. Maksudnya setiap arsip dapat membantu ingatan seseorang tentang
sesuatu naskah tertentu.
2.
Sebagai sumber
dokumentasi. Maksudnya arsip dapat dipergunakan oleh pimpinan organisasi dalam
rangka pengambilan keputusan secara tepat tentang masalah yg sedang di hadapi.
3. Sebagai bukti resmi untuk pertanggung jawaban
penyelenggaraan administrasi.
Arsip juga memiliki peran :
1.
Alat utama ingatan
suatu organisasi.
2.
Bahan atau alat
pembuktian otentik.
3.
Bahan
dasar perencanaan dan pengambilan keputusan.
4.
Barometer
kegiatan suatu organisasi mengingat setiap kegiatan organisasi pada umumnya
menghasilkan arsip.
Adapun fungsi arsip yaitu menurut
undang-undang no 7 tahun 1971 pasal 2 sebagai berikut:
1.
Arsip dinamis
yaitu arsip yang masih dipergunakan secara langsung dalam penyusunan
perencanaan, pelaksanaan, dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada
umumnya.
2. Arsip
statis yaitu arsip yg sudah tidak dipergunakan lagi secara langsung untuk
perencanaan, penyelenggaraan kegiatan tugas pokok maupun dalam penyelenggaraan
kehidupan kebangsaan pada umumnya.
Adapun dalam aktivitas
sehari-hari administrasi maupun kegiatan lainya suatu kantor atau perusahaan. Arsip dapat berfungsi sebagai:
1.
Sumber ingatan
bagi organisasi atau perorangan bila telah lupa isi dokumen dan permasalahan yg
perlu di perhatikan isinya serta ada keterkaitan dengan permasalahan baru.
2. Sumber
informasi
keterangan bagi pejabat atau orang yg
memerlukannya dalam menghadapi permasalahan.
3.
Bahan penelitian merupakan data dan fakta otentik untuk di jadikan dasar
pemikiran atau penelitian.
4. Bahan
pengembangan pem-bangunan yaitu
sebagai dasar pertimbangan pengembangan pembangunan.
5.
Bukti tertulis yaitu sebagai alat pembuktian suatu hal.
6. Gambaran peristiwa masa lampau artinya dalam arsip tersimpan beberapa keterangan
peristiwa masa lampau sebagai bukti sejarah
Peralatan Arsip Masa Kini
Dalam
menyimpan arsip, diperlukan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan
jumlah arsip yang terdapat pada suatu perusahaan. Arsip dihasilkan setiap hari
maka jangan sampai perusahaan menyediakan peralatan atau perlengkapan arsip
yang terbatas. Tujuan diadakannya peralatan dan perlengkapan yang sesuai ini
adalah agar pada saat arsip dibutuhkan dapat ditemukan dengan cepat dan tepat,
mengingat waktu terbaik untuk menemukan arsip adalah kurang dari satu menit.
Peralatan
yang biasa digunakan suatu perusahaan untuk menyimpan arsip yaitu filing
cabinet, ordner, letter tray, brankas, rak buku, lemari arsip, compact rolling
shelving, rotary filing system, dan lain sebagainya.
·
Filling
cabinet
Filing
cabinet adalah lemari untuk menyimpan arsip secara vertikal. Biasanya terdapat
2-4 laci dengan ukuran tinggi 26 cm, lebar 35-36 cm, dan dalamnya berukuran 65
cm. Penyimpanan arsip dengan menggunakan peralatan ini biasanya harus
dilengkapi dengan perlengkapan seperti hanging folder, guide, snelhecter map,
folder, dan tickler file.
·
Ordner
Ordner yaitu
semacam map yang terbuat dari karton tebal dan dapat menampung jumlah arsip
yang banyak, dan di dalamnya terdapat besi untuk memasukkan arsip yang telah
dilubangi dengan menggunakan perforator. Biasanya ordner ini menyimpan kertas
sebanyak 150-300 lembar.
·
Letter tray
Letter tray
merupakan baki yang terbuat dari plastic atau metal untuk menyimpan surat yang
ada di atas meja para pegawai agar surat tersebut terlihat rapi.
·
Safe keeping
document
Brankas
adalah lemari yang terbuat dari besi dengan ukuran bermacam-macam yang dilengkapi
kunci sebagai pengamananya. Biasanya digunakan untuk menyimpan berkas atau
arsip yang bersifat penting atau rahasia.
·
Rak buku
Rak buku
merupakan lemari untuk menyimpan buku-buku seperti yang terdapat di
perpustakaan atau bisa juga untuk menyimpan ordner dan sejenisnya.
·
Lemari arsip
Lemari arsip
merupakan lemari yang terbuat dari kayu atau metal yang berfungsi untuk
menyimpan berbagai macam jenis arsip yang telah disusun di ordner.
·
Visible
record cabinet
Visible
record cabinet merupakan tempat menyimpan arsip dengan menggunakan
kantong-kantong kartu yang tersusun yang disimpan dan dijepit dalam laci atau baki,
kemudian tersusun dalam suatu cabinet
·
Compact
rolling shelving
Compact
rolling shelving merupakan lemari untuk menyimpan arsip yang disusun sejajar
diatas rel dan dapat digerakkan dengan bantuan roda, sehingga dapat didekatkan
antara lemari yang satu dengan lemari yang lain.
·
Rotary
filing system
Rotary
filing system merupakan system penyimpanan arsip yang bertingkat secara
vertical yang dilengkapi dengan system kode, angka, abjad dan warna, dan pola
tingkatannya bundar juga dapat diputar.
Di zaman
modern ini, teknologi yang dihasilkan semakin canggih. Sehingga dalam menyimpan
sesuatu tidaklah perlu lagi menggunakan peralatan dan perlengkapan berwujud
yang menghabiskan banyak tempat.
Begitu juga
dengan peralatan arsip yang digunakan, kita pasti memerlukan ruang khusus untuk
menyimpan-nya, tetapi apabila masih menggunakan peralatan dan perlengkapan yang
tidak modern, maka akan membutuhkan ruangan arsip yang luas agar arsip dapat
disimpan dengan baik dan benar.
Saat ini
telah ada peralatan yang dapat menyimpan arsip secara elektronik yang berbasis
komputerisasi. Peratalan itu dinamakan EFS (Electronic Filing System). EFS
merupakan system penyimpanan arsip yang berbasis komputerisasi. Jadi hal-hal
yang diperlukan dalam sistem ini adalah komputer, scanner, dan printer.
Komputer berguna untuk mengolah data atau arsip. Scanner berguna untuk
memasukan data atau arsip dengan cara di scan ke komputer menjadi berbentuk
soft file. Dan printer berguna untuk mencetak arsip yang dibutuhkan.
Penggunaan
EFS sering dibantu oleh aplikasi yang bernama “Scan Manager”. EFS ini akan lebih menghemat dalam ruangan karena
sangat jelas bahwa sistem ini tidak memerlukan peralatan dan perlengkapan
seperti filing cabinet, rak buku dan lain-lain. Selain itu, EFS juga dapat menyimpan arsip lebih praktis, tidak akan
hilang, dan tidak akan terlihat berantakan. Lain halnya dengan arsip yang
disimpan di rak buku, kadang apabila arsip disimpan dalam rak buku masih
terlihat ada arsip yang berantakan.
Hal yang
pertama kali dilakukan dalam menggunakan sistem EFS adalah menentukan
workgroup, worksheet template, worksheet, dan field.
1. Workgroup adalah tingkat tertinggi
dan terdiri atas pemakai yang mempunyai jalan masuk ke worksheet template dan
worksheet.
Semua lembar
kerja dibuat dalam workgroup yang dapat menjadi bagian oleh semua pemakai dalam
workgroup sistem pengatur pertama membuat kelompok kerja. Kemudian mendaftarkan
pemakai dengan diberikan nama pemakai dan pasword (kata kunci).
Semua
dokumen diimpor oleh pemakai itu yang disimpan dalam workgroup yang mereka
masuki itu. Contoh dari workgroup adalah keuangan, kepegawaian, dan lain-lain.
2. Worksheet template adalah tingkat
tertinggi kedua dan merupakan daftar untuk menampilkan semua dokumen yang
diimpor indeks data dokumen adalah ditunjukkan dalam satu garis.
Tampilan
dokumen bisa menjadi ditunjukkan dengan 2 kali mengklik dokumen dalam lembar
kerja. Lembar kerja bisa dioperasikan (penambahan dan penghapusan dokumen,
penambahan indek data, dll). Hanya oleh pemilik lembar kerja.
Lembar kerja
dapat menjadi dimiliki oleh kelompok. Pemakai dapat menjadi pemilik dengan
membuat lembar kerja atau dengan menerima lembar kerja yang dikirim dari
pemakai lain. Setelah pemilik melengkapi pekerjaan dalam kelompok kerja atau
melepaskan kepada sasaran data dasar untuk proses penambahan. Contohnya
penanganan surat.
3. Worksheet adalah bagian dari
worksheet template yang digunakan sebagai tempat atau lembar kerja untuk
menyimpan dokumen yang diimport.
4. Field merupakan tingkat terendah
dalam aplikasi scan manager ini, field merupakan bagian terkecil dari dokumen.
Management
dokumen dari data bagian seperti ”title” dibuat oleh dan ”dikirimkan kepada”
sangat diperlukan untuk mengurus dokumen. Field bisa dibuat secara bebas berdasarkan
metode management dari dokumen.
Contoh: ketika pembuatan faktur,
field seperti ”tangal dipubliksikan”, ”nama perusahaan”, ”jumlah/banyaknya” dan
tanggal pembayaran bisa dibuat.
EFS ini
masih belum banyak yang menggunakan, padahal penyimpanan arsip yang berbasis
komputerisasi ini merupakan satu-satunya cara agar arsip tidak mudah hilang dan
mudah dibawa kemana-mana. Selain itu, peralatan dan perlengkapan yang digunakan
tidak akan menghabiskan banyak tempat seperti penyimpanan arsip secara manual.
Penutup
Teknologi
yang semakin canggih dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap aktivitas
perusahaan, khususnya dalam penanganan arsip di masa kini. Arsip yang tidak
ditangani dengan baik akan berpengaruh besar terhadap lancarnya suatu
perusahaan dalam mencapai tujuan, karena arsip ini sangat berperan penting
dalam mencapai tujuan suatu perusahaan. Sehingga dokumen perusahaan baik yang
mempunyai nilai sangat penting, penting, berguna, bahkan non esensial, akan
memberikan informasi yang benar apabila perusahaan itu mengelola arsip dengan
baik.
Arsip merupakan
kumpulan warkat yang mempunyai nilai guna bagi perusahaan dan dapat digunakan
kembali apabila dibutuhkan. Arsip ini berfungsi sebagai alat ingat suatu
perusahaan sehinnga dapat membantu dalam mengambil keputusan dan mencapai
tujuan perusahaan. Maka dari itu, arsip sangat membutuhkan peralatan dan
pemeliharaan yang baik dan sesuai.
Pada masa
kini, sistem penyimpanan arsip dapat menggunakan sistem komputerisasi. Sistem
komputerisasi ini adalah dinamakan EFS (Electronic Filing System). Ketika kita
menggunakan peralatan yang berbasis komputer ini, maka dapat menghemat ruangan
dalam menyimpan arsip dan lebih praktis sehingga arsip tersebut tidak akan
mudah hilang, tidak akan mudah rusak, dan tidak akan terlihat berantakan.
DAFTAR PUSTAKA
Arsip Nasional RI, 1979. Tata Kearsipan Statis, Jakarta.
Arsip
Nasional RI, 1996. Pedoman Pengelolaan
Arsip Media Baru, Jakarta.
Barthos,
Basir. 2009. Manajemen Kearsipan untuk Lembaga
Negara Swasta dan Perguruan Tinggi. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Chaniago, Harmon. 2013. Manajemen Kantor
Kontemporer. Bandung: Akbar Limas Perkasa CV
Sedarmayanti.
1992. Tata Kearsipan dengan Memanfaatkan
Teknologi Modern, YBA-IKLM STIA-LAN
RI. Bandung : Ilham Jaya Offset.
Sugiarto,
Agus., dan Wahyono, Teguh. 2005. Manajemen
Kearsipan Modern. Yogyakarta: Gava Media.
Sulistyo.,
dan Basuki. 2003. Manajemen Arsip Dinamis.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Sutisna, Ma’mun.2011.Pengarsipan Sistem Elektronik
ImageWare Scan Manager).Bandung: Politeknik Negeri Bandung.
Undang-undang No 7 tahun 1971
Undang-undang No 43 Pasal 1 Angka 2
tahun 2009
Wikipedia. 2016. “Arsip”. April. https://id.wikipedia.org/wiki/Arsip